Tulisan ini merupakan tulisan guru saya, Ustadz Nasrullah. Silahkan dibaca dan diambil Hikmahnya.
Pernah dengar istilah seperti yang saya tulis di atas? Kalau pernah, alhamdulillah, karena itu memang ilmu yang bagus. Kalau belum, lebih kurangnya begini.
Passing itu artinya kita ikuti keinginan lawan bicara kita, apa saja keinginannya kita ikuti dulu, sampai hatinya sudah nyaman, lalu lakukan leading, kita sampaikan keinginan kita dan mengarahkan ke yang lebih kita inginkan.
Misalnya, kita jualan barang. Lalu ada orang yang bilang, “waah mahal”
Nah itu kan yang ada dalam pemikiran calon pembeli. Biasanya penjual yang amatir menghadapinya dengan frontal. “mahal apanya? kamu tuh yang ga faham harga barang” misalnya. Apa yang terjadi? Ya calon pembeli ga akan meningkat derajatnya menjadi pembeli.
Teknik Passing and Leading mengajarkan cara yang smooth dalam menghadapi keberatan seperti itu. Ada polanya, yaitu “CFFF”
Confirmation – Feel – Felt – Found
“Boleh tanya, kira2 disisi mana ya mahalnya?” ini konfirmasi. Lalu tunggu sebentar. Ketika dia menjawab, teorinya itu akan menurunkan 50% kepercayaan akan keberatannya.
“Ya karena harga toko lain ga segini” Mungkin ini jawabannya. Nah ini kita jadi punya bahan untuk melangkah ke tahap berikutnya.
Lalu lakukan tahap kedua. “Oh ya, saya faham apa yang Anda maksud, toko yang sebelah itu ya…” Ini namanya Feel.
Lanjutkan : “Saya pun sebenarnya merasa begitu juga pada awalnya. Semua juga kan pengen dapat harga murah kan ya pak/bu, saya pun begitu” ini namanya Felt.
Lalu masuk pada Leading. “Kami tidak ingin membanding-bandingkan dengan toko lain bu, kami hanya ingin memberi yang terbaik bagi ibu. Pelayanan, after sales, pengantaran yang gratis, dan pastinya garansi selama satu tahun penuh yang akan memberi kenyamanan bagi ibu. Silahkan ibu hitung, dengan apa yang kami berikan semoga harga kami masuk akal untuk ibu”
Naaah… teknik ini akan memudahkan kita dalam memuliakan dan membahagiakan customer, tanpa harus juga berdarah-darah dalam menurunkan harga.
Teknik ini bisa dilakukan dibanyak situasi. Anak yang terlalu banyak main game, suami yang ga izinkan ikut pengajian, customer yang komplain, dan banyak lagi.
Termasuk apa yang dilakukan oleh Nabi saw dalam berdakwah. Beliau juga menggunakan teknik ini dalam beberapa keperluan.
Contohnya ketika ada seorang yang mau masuk Islam namun tetap mau berzina. Nabi ga frontal melarangnya. Tapi, diajak berfikir mendalam tentang konsep perzinahan. “apakah kamu mau jika ibumu dizinahi orang? anak perempuanmu? bibimu?” berkali-kali dijawab “tidak demi Allah” oleh orang itu. Yang akhirnya masuk Islam dengan sukacita.
Dan banyak kisah-kisah passing and leading yang lain dalam kisah Nabi saw. Bahkan kalau kita lihat di Al-Qur’an juga banyak kisah2 seperti ini.
OK.. to the point…
Teman2 lihat ga? Kalau saya menggunakan teknik Passing and Leading dalam ilmu MR?
Ada kalimat saya yang terus saya ulang : Apa itu Magnet Rezeki? Magnet Rezeki itu “duduk diam rezeki datang sendiri”
Maafkan bagi yang akhirnya tidak mudah memahami kalimat di atas. Dan akhirnya menilai ilmu MR jadinya macam-macam. Tapi sejatinya,, itu adalah Passing and Leading untuk membimbing orang menuju Allah dengan kalimat yang sesuai dengan zamannya.
Makanya judulnya juga Magnet Rezeki. Orang kan senang jadi Magnet. Apalagi kalau duit datang sendiri. Kan semua orang suka. Nah itu ada konsepnya dalam ilmu agama. Keinginan orang yang seperti itu ga usah dilawan, tapi diarahkan sesuai dengan yang ada dalam nilai-nilai positif dalam agama.
Dan Rezeki itu juga kan nama Allah, yaitu Ar-Rozzaq. Tujuan kami mengenalkan ilmu MR ini adalah untuk menghantarkan manusia pada Sang Pemilik Rezeki. Dengan jalan memutar.
Saya teringat satu kaidah dalam dakwah: “Khotibun naas ‘ala qodri uquulihim” Berinteraksilah dengan manusia dengan kadar alam fikiran mereka.
Ok, selamat menyelami ilmu hikmah. Karena hikmah itu dalam, lebih dalam dari samudera.
Sahabatmu,
Nasrullah